Pandanganku masih tertuju pada bus kota yang sedang berjalan
perlahan di depanku. Hujanpun masih setia menyapa kota ini. basah.
Beberapa orang yang masih setia menggunakan transportasi umum
sepertikumasih juga menunggu hujan behenti, atau ebih tepatnya menunggu
angkutan yang mengarah ke rumahnya. Termasuk aku. Semakin sore, para pengguna
angkutan umum ini semakin bertambah banyak saja. Ditambah dengan hujan rintik
yang tidak berhenti sedari tadi siang, menambah nelangsa saja.
Aku kembali mengarahkan pandangan mengintai ke ujung jalan,
berharap angkutan ku segera muncul. Badanku sudah sangat capek dan ingin segera
rasanya berbaring di kamar kos.
“Mbak naek GA?”,
Aku menoleh pada seorang laki – laki yang berada di
sampingku.
“Iya mas.........”
“Saya ikut ya, mau turun terminal, tapi belum pernah naik
GA..”
“Oh, iya. Ntar barengan saya aja........”
Aku memandang sejenak lelaki ini. Memang wajahnya terlihat
asing di halte ini. Aku sangat hafal dengan orang-orang yang berada di halte ini
sepulang mereka kerja. Tapi orang ini sangat tidak familiar.
“Terima kasih mbak..."
“Sama – sama, mas nya dari mana mau kemana?”,
“Saya dari tempat teman sekarang mau pulang mbak. Saya
tinggal di Surabaya”, oh. Aku tersenyum, hari ini I'm not the only one who catching GA for ride home.
Flash Fiction ini ditulis untuk
mengikuti program #FF2in1 dari Tiket.com dan nulisbuku.com #TiketBaliGratis
No comments:
Post a Comment