Entah sudah berapa banyak cerita, kisah cinta yang terjadi di
dunia ini. Kenapa semuanya musti tentang cinta, kenapa semuanya harus tentang
rasa yang katanya pasti dimiliki oleh seluruh makhluk di alam ini ?. aku
percaya akan kekuatan cinta, kekuatan yang sudah di tunjukkan, telah dibuktikan
dalam mengubah dunia. Dan aku percaya dengan ikatan hati yang, sekali lagi
katanya, terjalin pada sepasang orang yang memang saling mencintai. Meskipun sepasang
makhluk ini tidak sedang bersama dalam satu tempat dan waktu.
Dan seperti itulah aku saat ini, menyendiri di kamarku yang
sepi. Malam semakin larut. Entah mengapa malam ini aku menjadi mellow. Aku hanya
ingat pada mas Bagas, mantan kekasihku yang masih saja aku cintai sampai saat
ini. Tiba – tiba saja malam ini aku sangat merindukannya. Entahlah. Akupun tidak
mengerti alasannya. Kangen saja. That’s it.
Airmataku meleleh tanpa bisa aku menahannya. Aku tidak tahu
juga mengapa airmata ini mengalir. Sumpah, aku tidak bisa menjelaskan mengapa
aku selalu menangis ketika aku merasakan rindu yang luar biasa kepadanya. Rindu,
rindu dan rindu.
“Kalau kamu juga merasakan rindu yang sama denganku, tolong
telpon aku, please...”, aku bergumam sendiri, tidak kepada siapapun. Jelas kepada
mas Bagas yang dalam imajinasiku ada di hadapanku. Aku sangat menginginkan
suaranya terdengar malam ini.
“Kamu apa kabar?”,
Aku menatap layar ponselku yang menunjukkan kalimat yang
sangat aku kenal jenisnya. Is it really?, benarkah ikatan hati itu memang ada. Meskipun
kedua individu itu tidak saling memandang secara langsung?, meskipun mereka
saling berjauhan?
Flash Fiction ini ditulis untuk
mengikuti program Simulasi Kompetisi Menulis berhadiah 2 tiket PP+ voucher
menginap di hotel berbintang BALI dari www.nulisbuku.com dan www.tiket.com
No comments:
Post a Comment